Lhokseumawe – “Masyarakat Aceh Tengah memiliki pengetahuan lokal dalam sistem perkembunan kopi sesuai dengan budaya mereka,” ungkap Raihan Lubis dalam acara kuliah tamu yang dilaksanakan via Zoom Cloud Meeting oleh mahasiswa Program Studi Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Malikussaleh, Sabtu (25/03/2023).
Raihan Lubis merupakan penulis buku novel Siti Kewe yang juga sebagai seorang penulis lepas, mengisi kuliah di Program Studi Magister Sosiologi Unimal dengan tema “Tanaman Kopi: Kearifan Lokal dalam Sistem Sosial Budaya Pada Etnis Gayo”.
Raihan Lubis dalam materinya membahas kearifan lokal masyarakat Gayo dalam sistem perkebunan kopi yang dilakukan oleh masyarakat Gayo serta hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik perilaku masyarakat Gayo dalam bersosial. Menurutnya, masyarakat Aceh Tengah (Gayo) dalam sistem perkebunan kopi memiliki pengetahuan tersendiri, baik dalam membabat hutan untuk penanaman kopi, sampai pada perawatan tanaman, panen, dan pasca panen.
“Dahulunya dalam sistem pembabatan hutan mereka terlebih dahulu meminta izin atau melakukan spiritual sesuai budaya mereka, hal ini dilakukan agar tidak ada binatang buas maupun hama lain yang dapat merusak tanaman di masa yang akan datang,” terang Raihan.
Ia juga menjelaskan kembali bahwa mereka ketika itu membawa seorang pawang agar tetap aman dalam prosesi membabat. Begitu juga dalam proses penanaman kopi dan perawatan kopi, masyarakat Gayo memiliki interaksi batin terhadap tanaman kopi. Salah satu mantra yang dibacakan oleh masyarakat Gayo ketika bunga-bunga kopi keluar adalah Siti Kewe, yang menceritakan proses pernikahan kopi dengan angin. Dengan kearifan lokal ini, masyarakat Aceh Tengah mampu menghasilkan kopi Gayo berkualitas tinggi yang menjadi salah satu produk unggulan daerah tersebut.
Sementara itu, Dr Ibrahim Chalid, dosen pengampu mata kuliah modal sosial dan kearifan lokal, Program Studi Magister Sosiologi Unimal, dalam pembukaannya mengatakan kuliah tamu kali kedua ini menghadirkan seorang pelaku sosial organik yang dapat memberikan dan menyebarkan pengetahuan mengenai sosial budaya masyarakat lokal, khususnya yang ada di Aceh Tengah. Ia juga mengatakan semoga kuliah ini dapat melahirkan benih-benih pelaku sosiolog organik baru yang siap menggembleng masyarakat ke arah yang lebih baik. [fzl]